Di Tanah Lada
Identitas Buku
Pengarang: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2015
Jumlah Halaman: 244 hlm.
ISBN: 978-602-03-1896-7
Bahasa yang digunakan: bahasa Indonesia
Blurb
Namanya Salva. Panggilannya Ava. Namun papanya memanggil dia saliva atau ludah karena menganggapnya tidak berguna. Ava sekeluarga pindah ke Rusun Nero setelah Kakek Kia meninggal. Kakek Kia, ayahnya Papa, pernah memberi Ava kamus sebagai hadiah ulang tahun yang ketiga. Sejak itu Ava menjadi anak yang pintar berbahasa Indonesia. Sayangnya, kebanyakan orang dewasa lebih menganggap penting anak yang pintar berbahasa Inggris. Setelah pindah ke Rusun Nero, Ava bertemu dengan anak laki-laki bernama P. Iya, namanya hanya terdiri dari satu huruf P. Dari pertemuan itulah, petualangan Ava dan P bermula hingga sampai pada akhir yang mengejutkan.
Sinopsis
Sebenarnya, sinopsis untuk novel ini sudah diwakilkan dengan cukup di bagian blurb atau sampul belakang buku. Novel ini mengisahkan perjalanan hidup dua orang anak kecil yang merasakan pahitnya kehidupan, termasuk dalam kurangnya kasih sayang dari orang tua. Dalam menjalani hidup sehari-hari, dua anak tersebut bertemu dengan banyak tokoh lain yang memberikan pelajaran hingga terlibat langsung dalam masalah hidup mereka. Atas kepolosan, keluguan, dan keingintahuan yang besar, mereka banyak membuat keputusan hingga ending yang membuat penonton bengong.
Ulasan Ringkas
Alasan saya membaca buku ini berawal dari kehausan saya membaca novel, lalu akhirnya saya diberi rekomendasi novel Di Tanah Lada oleh seorang teman. Hal yang paling menarik perhatian bagi saya di novel ini adalah kecerdasan Ziggy dalam mengambil sudut pandang seorang anak kecil, mengolah 'pikiran' anak kecil, dan menentukan masalah versi anak kecil. Semua hal tersebut terlihat sederhana, tetapi sebenarnya sungguh kompleks. Konflik yang dihadirkan beragam hingga muncul klimaks atau puncak konflik di bagian akhir cerita dengan memberikan 'kejutan' bagi pembaca, baik berupa plot twist maupun eksekusi ending.
Pesan yang dihadirkan dari beragam konflik sebenarnya cukup kuat tersampaikan kepada pembaca. Penulis menyentil para orang tua dalam cara mendidik anak, termasuk tentang kesiapan mereka sebagai orang tua. Lingkungan yang digambarkan dalam novel pun memberikan pesan kepada pembaca bahwa tumbuh-kembang anak akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Selain pesan yang kuat dan kesan yang membekas, novel Di Tanah Lada sangat direkomendasikan untuk dibaca oleh semua kalangan, tetapi mungkin perlu pengawasan jika dibaca oleh anak di bawah usia 12 tahun karena kehadiran ending yang sebenarnya ngga ekstrem-ekstrem amat, tapi juga bisa dibilang ekstrem hehehe. Cocok untukmu yang sedang lapar melahap bacaan (novel) bagus, menghibur, tapi cukup ringan.
Ulasan lebih lengkap dan mendalam tentang Di Tanah Lada yang juga mengandung spoiler, bisa dibaca di: Ulasan Novel di Tanah Lada yang Endingnya Bikin Bengong.
Beli buku Di Tanah Lada di sini:
Posting Komentar
0 Komentar